Minggu, 01 Juni 2014

Peranan Para Wali dan Ulama dan Faktor-Faktor Islam Mudah berkembang di Indonesia

Peranan Para Wali dan Ulama dan Faktor-Faktor Islam Mudah berkembang di Indonesia


Peranan Para Wali

Salah satu cara penyebaran agama Islam ialah dengan cara mendakwah. Di samping sebagai pedagang, para pedagang Islam juga berperan sebagai mubaligh. Ada juga para mubaligh yang datang bersama pedagang dengan misi agamanya. Penyebaran Islam melalui dakwah ini berjalan dengan cara para ulama mendatangi masyarakat objek dakwah, dengan menggunakan pendekatan sosial budaya. Pola ini memakai bentuk akulturasi, yaitu menggunakan jenis budaya setempat yang dialiri dengan ajaran Islam di dalamnya. Di samping itu, para ulama ini juga mendirikan pesantren-pesantren sebagai sarana pendidikan Islam.

Di Pulau Jawa, penyebaran agama Islam dilakukan oleh Walisongo (9 wali). Wali ialah orang yang sudah mencapai tingkatan tertentu dalam mendekatkan diri kepada Allah. Para wali ini dekat dengan kalangan istana. Merekalah orang yang memberikan pengesahan atas sah tidaknya seseorang naik tahta. Mereka juga adalah penasihat sultan.Karena dekat dengan kalangan istana, mereka kemudian diberi gelar sunan atau susuhunan (yang dijunjung tinggi).

Kesembilan wali tersebut adalah seperti berikut.

·         Sunan Gresik (Maulana Malik Ibrahim). Inilah wali yang pertama datang ke Jawa pada abad ke-13 dan menyiarkan Islam di sekitar Gresik. Dimakamkan di Gresik, Jawa Timur.
·         Sunan Ampel (Raden Rahmat). Menyiarkan Islam di Ampel, Surabaya, Jawa Timur. Beliau merupakan perancang pembangunan Masjid Demak.
·         Sunan Derajad (Syarifudin). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan agama di sekitar Surabaya. Seorang sunan yang sangat berjiwa sosial.
·         Sunan Bonang (Makdum Ibrahim). Anak dari Sunan Ampel. Menyiarkan Islam di Tuban, Lasem, dan Rembang. Sunan yang sangat bijaksana.
·         Sunan Kalijaga (Raden Mas Said/Jaka Said). Murid Sunan Bonang. Menyiarkan Islam di Jawa Tengah. Seorang pemimpin, pujangga, dan filosof. Menyiarkan agama dengan cara menyesuaikan dengan lingkungan setempat.
·         Sunan Giri (Raden Paku). Menyiarkan Islam di luar Jawa, yaitu Madura, Bawean, Nusa Tenggara, dan Maluku. Menyiarkan agama dengan metode bermain.
·         Sunan Kudus (Jafar Sodiq). Menyiarkan Islam di Kudus, Jawa Tengah. Seorang ahli seni bangunan. Hasilnya ialah Masjid dan Menara Kudus.
·         Sunan Muria (Raden Umar Said). Menyiarkan Islam di lereng Gunung Muria, terletak antara Jepara dan Kudus, Jawa Tengah. Sangat dekat dengan rakyat jelata.

Faktor-Faktor Islam Mudah berkembang di Indonesia
Ada beberapa faktor yang menyebabkan agama Islam dapat berkembang dengan cepat di Indonesia. Diantaranya sebagai berikut.
·         Syarat masuk agama Islam sangatlah mudah. Seseorang hanya butuh mengucapkan kalimat syahadat untuk bisa secara resmi masuk Islam.
·         Agama Islam tidak mengenal sistem pembagian masyarakat berdasarkan perbedaan kasta. Setiap anggota masyarakat memiliki kedudukan yang sama sebagai hamba Allah SWT. Kenyataan ini berbeda dengan kondisi sebelumnya dimana masyarakat terbagi dalam kasta-kasta.
·         Penyebaran agama Islam dilakukan dengan jalan yang relatif damai (tanpa melalui kekerasan)
·         Sifat masyarakat Nusantara yang ramah tamah memberi peluang untuk bergaul lebih erat dengan bangsa lain. Di dalam pergaulan itu, terjadi saling mempengaruhi dan saling pengertian.
·         Upacara-upacara ke agamaan dalam Islam lebih sederhana, dan di padankan dengan upacara-upacara yang telah ada sebelumnya.
Faktor-faktor diatas, didikung pula dengan semangat para penganut Islam untuk terus menyebarkan agama yang telah dianutnya. Bagi penganut agama Islam, menyebarkan agama Islam adalah sebuah kewajin

0 komentar:

Posting Komentar